Ramai Tren “S-Line” di Medsos, Netizen Heboh Soal Garis Merah di Atas Kepala


Pekanbaru,  – Media sosial tengah diramaikan oleh tren unik namun kontroversial yang disebut “S-Line” atau “garis merah” (18/7/25).

Dalam tren ini, sejumlah pengguna platform seperti TikTok dan Instagram memposting foto atau video diri mereka dengan garis merah vertikal di atas kepala.

Menurut narasi yang beredar, garis tersebut merepresentasikan jumlah pasangan yang pernah berhubungan intim dengan seseorang.

Tren ini disebut-sebut terinspirasi dari webtoon dan drama Korea bertema fantasi romantis, di mana tokohnya memiliki kemampuan untuk melihat “S-Line” di atas kepala orang lain — sebagai simbol jumlah pasangan seksual mereka. Dalam fiksi tersebut, semakin banyak garis merah, semakin banyak pula hubungan yang pernah dijalani.

Namun ketika konsep ini dipindahkan ke dunia nyata melalui media sosial, muncul berbagai reaksi keras.

Sebagian netizen menganggap tren ini hanya sekadar hiburan atau ekspresi kreatif yang tidak perlu dianggap serius.

Namun tak sedikit pula yang menganggap tren ini melanggar norma, membuka ruang body shaming, hingga mengobjektifikasi tubuh manusia.

“Saya khawatir generasi muda jadi terbiasa menilai orang dari angka-angka seperti ini. Padahal hubungan itu hal privat,” ujar Rina, seorang psikolog remaja di Pekanbaru, saat dimintai komentar.

Selain itu, warganet juga menyoroti bahaya manipulasi digital di balik tren ini. Beberapa pengguna menggunakan filter atau editan AI untuk menambahkan garis merah ke kepala orang lain, tanpa izin.

Hal ini memicu kekhawatiran akan penyalahgunaan data pribadi dan cyberbullying.

Di sisi lain, pakar komunikasi digital menilai tren seperti ini adalah cerminan keresahan dan obsesi masyarakat terhadap validasi dan citra diri di media sosial.

“Fenomena ini sebenarnya menyentuh soal transparansi yang semu. Orang ingin terlihat jujur, tapi dalam format yang masih tetap dikurasi,” ujar Dimas Herlambang, dosen komunikasi dari Universitas Gadjah Mada.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari platform media sosial terkait tren ini. Namun sejumlah video bertagar #SLineChallenge dan #GarisMerah masih bisa ditemukan dan ditonton jutaan kali.

Tren “S-Line” ini menjadi pengingat akan pentingnya literasi digital, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Di tengah derasnya arus konten viral, masyarakat perlu lebih bijak memilah mana yang sekadar hiburan, dan mana yang berisiko menabrak etika dan nilai-nilai sosial.(Tengku) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Pasang iklan disini!!!

Tirainusantara
Tirainusantara

Formulir Kontak