Kampar - Hadirnya aktivitas tambang galian milik PT. Riau Mas Bersaudara (RMB) di Desa Pulau Payung, Kecamatan Rumbio Jaya tersendat kebal hukum. Bahkan hadirnya tambang ini telah membuat akses Jalan lintas milik Pemkab Kampar sepanjang menuju jalan Raya Bangkinang- Pekanbaru hancur karena di lalui Mobil Pelangsir berisikan material.
Warga setempat Anton, memaparkan keresahan mereka terhadap keberadaan tambang ini semakin kuat mengkhawatirkan.
Kepada Pewarta ia mengungkapkan, mereka khawatir kerusakan ekosistem akan semakin meluas jika aktivitas tersebut terus dibiarkan oleh Aparat Penegak Hukum (APH) setempat.
Selainya, kata Anton hadirnya praktik tambang galian C jenis Sirtu milik RMB diduga telah mengakibatkan akses Jalan lintas Milik Pemkab Kampar hancur dan menimbulkan dampak negatif sendifikan terhadap lingkungan.
” Kita menegaskan kepada pemerintah daerah Kampar (Bupati) mau berkarborasi bersama Polisi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selanjutnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia melalui Kejati Riau untuk menghentikan praktik tambang galian milik RMB konon di kabarkan tak berizin,” ungkap Anton (10/5/2025).
Anton menambahkan, adanya dugaan bahwa operasi tambang ilegal ini di pelihara oleh pihak tertentu yang mungkin mendapat keuntungan pribadi bukan rahsia umum lagi, maka itulah produksinya praktik tambang galian C di Desa Pulau Payung tanpa ada hambatan bahkan tetap eksais beroperasi.
Padahal Pemerintahan Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pertambangan di wilayahnya. Sedangkan Polisi memiliki wewenang untuk melakukan penindakan hukum terhadap kegiatan pertambangan ilegal.
Lalu, Kementerian ESDM memiliki fungsi wewenang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan pertambangan. Sedangkan Kejaksaan memiliki wewenang untuk melakukan penuntutan hukum terhadap kegiatan pertambangan ilegal. Namun justru kinerja pihak pihak terkait hingga kini justru belum sama sekali menampikan, ada apa?
Reporter ( Firdaus dan Tim)
