Solok Arosuka – Aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Kabupaten Solok Arosuka, Sumatera Barat, kembali mencuat usai libur Idul Adha 2025. Sejumlah lokasi di Kecamatan Tigo Lurah dilaporkan menjadi pusat maraknya kembali praktik ilegal yang merusak lingkungan dan mengancam keselamatan warga.
Aktivitas tambang emas ilegal ini diduga kuat menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan bencana longsor yang kerap terjadi di kawasan Solok Arosuka. Para pelaku menggunakan alat berat seperti ekskavator serta ratusan unit mesin dompeng untuk mengeruk tanah dan menyaring pasir demi mendapatkan butiran emas.
Menurut informasi dari narasumber media ini, sejumlah nama disebut sebagai pemodal di balik praktik PETI tersebut. Inisial yang mencuat di antaranya adalah R, U, ANT, serta sosok yang dikenal dengan nama julukan “Ngulu Kaciak.” Bahkan, salah satu oknum anggota legislatif daerah diduga ikut terlibat dalam bisnis tambang ilegal ini.
Kegiatan ilegal ini tersebar di beberapa jorong seperti Karang Putih, Parik Batu, Kapujan Rangkiah Luluih, dan Tanjuang Manjulai yang termasuk dalam wilayah Nagari Simanau dan Kipek, Kecamatan Tigo Lurah, Solok Arosuka.
Setelah libur Idul Adha 1446 H, para penambang mulai kembali beroperasi secara aktif. “Sudah ramai lagi sejak usai lebaran, bang. Sekarang ekskavator dan dompeng sudah masuk lagi ke lokasi,” ungkap seorang informan yang identitasnya dirahasiakan demi keamanan.
Meskipun Polda Sumatera Barat telah beberapa kali melakukan penertiban dan penangkapan terhadap pelaku PETI, aktivitas ini tetap berlangsung. Diduga, para pelaku menyetor puluhan juta rupiah kepada oknum-oknum tertentu agar bisa terus menjalankan praktik ilegal mereka tanpa hambatan hukum
Polda Sumatera Barat di bawah kepemimpinan Kapolda Irjen Pol Suharyono telah menunjukkan komitmennya dalam memberantas PETI. Baru-baru ini, mereka berhasil mengamankan sejumlah pelaku PETI di wilayah Pasaman. Aktivitas di Solok Arosuka pun kini disebut telah menjadi perhatian serius institusi tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak media masih berupaya menghubungi Kapolres Solok Arosuka, AKBP Agung Pranajaya, untuk mendapatkan konfirmasi resmi.(*)