Tragis, Satu Orang Tewas Usai Beradu Kambing di Desa Jake Kuansing
9/22/2025 04:51:00 AM
BUKITTINGGI, 8 Desember 2025 – Komitmen Kota Bukittinggi dalam menjaga masa depan anak kembali ditegaskan melalui Sosialisasi Pekerjaan Terburuk Anak yang digelar Dinas P3APPKB Kota Bukittinggi di Hotel Dymens. Kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda rutin, tetapi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif bahwa keselamatan dan masa depan anak berada di tangan semua pihak.
Acara dibuka langsung oleh Plt. Kepala Dinas P3APPKB, Robby Novaldi, yang menegaskan bahwa ancaman terhadap anak semakin beragam. Ia menekankan perlunya keberanian dan ketegasan dari semua pemangku kepentingan untuk mencegah setiap bentuk eksploitasi.
“Anak adalah investasi peradaban. Jika kita lengah, masa depan mereka bisa hilang dalam sekejap. Karena itu semua unsur—kelurahan, keluarga, sekolah, tokoh masyarakat—harus berdiri pada barisan yang sama,” tegas Robby.
Turut hadir Sekretaris P3APPKB Safrizal, S.Ag., M.H., Kabid Perlindungan Anak Jayatri, serta peserta dari satgas kelurahan, forum anak, PKK, Puspaga, tokoh masyarakat dan unsur pelindung anak lainnya sebagaimana tercantum dalam undangan.
Wanda Leksamana: “Jangan Biarkan Anak Kita Bertarung Sendirian di Dunia yang Tidak Ramah”
Puncak kegiatan menghadirkan narasumber utama Wanda Leksamana, S.H., M.H., Ketua Yayasan Ruang Anak Dunia (Ruandu) Sumbar—seorang aktivis perlindungan anak yang dikenal vokal dan konsisten memperjuangkan hak-hak anak.
Dalam paparannya, Wanda menegaskan bahwa pekerjaan terburuk bagi anak tidak selalu tampak kasat mata. Banyak yang terselubung, terutama di era digital yang menawarkan peluang sekaligus jebakan bagi anak-anak.
“Anak-anak kita hari ini hidup di dunia yang semakin tidak ramah. Jangan biarkan mereka bertarung sendirian. Kita yang dewasa harus hadir, melindungi, dan menciptakan ruang aman untuk mereka tumbuh,” seru Wanda.
Ia menambahkan bahwa penguatan ekosistem perlindungan anak di tingkat akar rumput adalah kunci utama. Satgas, keluarga, dan masyarakat harus peka terhadap tanda-tanda eksploitasi, baik dalam bentuk pekerjaan fisik berbahaya maupun pekerjaan ekonomi digital yang sering tidak disadari.
Barisan Satgas Kelurahan Jadi Garda Terdepan
Wanda secara khusus mengapresiasi peran Satgas Perlindungan Anak di kelurahan, namun mendorong agar peran tersebut ditingkatkan melalui pemetaan risiko, deteksi dini, serta koordinasi cepat lintas sektor.
“Satgas adalah mata, telinga, dan tangan penyelamat anak. Bila satgas kuat, anak akan selamat. Bila satgas ragu-ragu, maka anak bisa jatuh pada lingkaran eksploitasi,” ujar Wanda.
Bukittinggi Mantapkan Diri sebagai Kota yang Berpihak pada Anak
Melalui kegiatan ini, P3APPKB memperkuat fondasi Kota Bukittinggi sebagai Kota Layak Anak dengan menitikberatkan pada respons cepat, edukasi publik, serta penguatan jejaring perlindungan hingga ke tingkat RT/RW.
Sosialisasi ini diharapkan menjadi pemantik gerakan yang lebih luas—gerakan yang memastikan tidak ada satu pun anak Bukittinggi yang harus menggadaikan masa kecilnya untuk pekerjaan berbahaya, tidak manusiawi, atau mengeksploitasi tubuh dan masa depannya
0 Komentar